Rabu, 16 Juni 2010

Akhwat Lugu dan Jarang Membaca

"... mereka memaksa akhwat yang kebanyakan lugu-lugu dan jarang membaca itu untuk berdiskusi tentang feminisme,demokrasi, atau globalisasi"

kuperbaiki posisi dudukku ketika membaca kalimat ini di sebuah buku luar biasa (mengapa aku mencintai KAMMI-Imron Rosyadi) kerna agak panas dingin saya dibuatnya.
mari ku ulangi sekali lagi "AKHWAT YANG KEBANYAKAN LUGU-LUGU DAN JARANG MEMBACA INI" tidak bermaksud untuk memancing emosi teman-teman yang merasa akhwat, hanya ingin memberi tau bahwa ada pendapat seperti ini yang terlontar didunia per-ikhwah-an.

ada yang menanggapi dengan santai "mungkin hanya sebagian saja yang dijadiin sampel".

mungkin sama dengan ungkapan, "pejabat itu koruptor" ya karena yang kebanyakan terlihat adalah para pejabat yang korup.

dan ada yang menanggapi dengan agak keras, "tidak benar stetmen itu, akhwat sekarang tidak begitu"

atau yang sangat keras, sebuah sms masuk ke penulis "hai bung, sekarang bukan jaman siti nurbaya lagi, dijaman perempuan jadi orang kedua. anda harus mencabut stetemen itu dan meminta maaf. -koalisi akhwat jogja-"

dan anda, bagaimana anda menanggapinya. .??

ketika sebuah stetemen itu terlontar, saya rasa, memang seperti itulah adanya. berarti benar (yang sering terlihat) bahwa akhwat lugu dan JARANG MEMBACA. ya tohh?? seperti stetemen si koruptor tadi. jangan ditanggapi dengan emosi-seperti komentar sangat keras dari koalisi akhwat- tapi cobalah untuk mematahkan stetemen itu dengan membuktikan bahwa akhwat tidak lugu (sehingga jadi luarbiasa) dan akhwat itu sering membaca (sehingga banyak wawasan). justru komentar yang sangat keras itu malah membuktikan bahwa akhwat benar-benar jarang membaca, wong komentarnya tidak bijak. karena orang yang banyak baca itu akan semakin bijak cara berfikirnya.

kembali teringat ketika membuka album sebuah gerakan mahasiswa batam di situs FB. ada posisi foto yang menggambarkan kader-kadernya membaca buku di sekre baru mereka yang dilengkapi dengan perpustakaan. ada coment dari kepala poaknya "ayo baca-baca.. jangan kalah dengan anak KAMMI yang kutu buku" kurang lebih seperti itu komentarnya.
kemudian, mari kita(KAMMI-batam&kita semua pada umumnya) ambillah cermin dan berkacalah. apakah kita(KAMMI-batam&kita semua pada umumnya) telah menjadi orang-orang yang kutu buku. dan ingat, ketika stetemen itu terlontar, mungkin karena masa-masa kader yang kutu buku itu pernah terjadi.

jadi ingat kata seorang guru SMA, "baca itu bukan suatu kegemaran, tapi kebutuhan"

yuuk,, mari membaca (khusushan untuk para akhwat). mari kita patahkan stetemen itu..

^^

3 komentar:

  1. Ups, mesti menyingkirkan persepsi akhwat jarang baca nih

    Gak demikian kan dengan akhwat Najaha? Hehehehe

    BalasHapus
  2. saking gila nya baca Thomas jefferson sampe bilang, "i can't live without books."

    BalasHapus
  3. insyaAllah berusaha utk gak demikian..
    :)

    bener banged tu bang thomas, krn buku asupan gizi.
    yg jarang konsumsi gizi nanti jadi busung lapar...

    jangaaaaannn smpai...

    BalasHapus