Tesis utama Frans Johansson adalah bahwa jika berbagai bidang, disiplin ilmu, dan budaya dipadukan akan terwujud semacam ledakan ide yang luar biasa (Frans Johansson, 2007).
Pada kalimat di atas terdapat kata “ledakan” yang membuat ku tertarik. Sebenarnya bukan kali ini aku tertarik dengan kata itu. Ketertarikan itu sudah dimulai sejak beberapa tahun yang lalu setelah membaca buku Quantum Tarbiyah. Entah kenapa telinga ini begitu tertarik dengan kata tersebut. Kali ini bukan membahas alasan kenapa aku suka kata “ledakan”. Akan tetapi, aku akan sedikit membahas kalimat di atas. Yang mudah-mudahan bisa memberikan sedikit warna di dalam perjuangan KAMMI Komisariat Batam khususnya di bidang pengkaderan.
Kota Batam yang memiliki lebih kurang 20 kampus merupakan asset terbesar dalam menyumbangkan banyak kader KAMMI bila dibandingkan dengan wilayah Kepri lain seperti Tg. Pinang, Bintan, dan Karimun. Seharusnya bisa menjadi cambuk penyemangat KAMMI Komsat Batam khususnya Departemen Kaderisasi yang membawahi langsung tugas perekrutan kader. Apalagi target pengkaderan untuk Kepri tahun ini adalah 1000 kader. Oleh sebab itu, dibutuhkan kerja yang ekstra dari Departemen Kaderisasi. 1000 kader ?! it’s a big dream. Apalagi dengan umur KAMMI Komsat Batam yang masih sangat muda. Belum genap berusia 3 tahun. Kalau dalam mata kuliah Keperawatan Anak usia ini disebut BATITA (Bayi di bawah tiga tahun). Tidak apa-apa, bermimpilah yang besar mumpung gratis!!! Tapi bermimpi harus dibarengi dengan kerja nyata. Semakin besar mimpi yang ingin diwujudkan maka semakin besar pula perjuangan kita untuk merealisasikannya. Karena perjuangan hari ini untuk cita-cita hari esok dan cita-cita hari esok adalah langkah nyata kita hari ini (Musyaddad, 2010).
Pada awal terbentuknya KAMMI Komsat Batam pada tanggal 27 Desember 2007, KAMMI Batam hanya memiliki kader di dua kampus saja. Yaitu Politeknik Batam dan Akper Mitra Bunda Persada (AMBP) Batam. Dengan jumlah alumni DM 1 sebanyak 11 orang. Setelah dua tahun dilewati Alhamdulillah KAMMI Komsat Batam (KomBat) pun telah memiliki kader di enam kampus. Yaitu Politeknik Batam, STIKES Mitra Bunda Persada, Universitas Batam (UNIBA), Universitas Riau Kepulauan (UNRIKA), FT. Universitas Maritim Raja Haji (FT. UMRAH), dan Universitas Internasional Batam (UIB). Dengan banyaknya kader dari berbagai macam kampus tergabung di KAMMI KomBat. Otomatis berbagai macam jurusan, keahlian dan latar belakang kader bisa menambah keragaman KAMMI KomBat itu sendiri. Yang pada akhirnya bisa melahirkan “ledakan” ide yang luar biasa. Seperti tesis utama yang ditulis oleh Johansson.
Bisa dibayangkan jika setiap kampus di Batam memiliki kader KAMMI, maka KAMMI KomBat bisa menyumbangkan ide luar biasa dalam perbaikan
Kita tidak bisa pula menyalahkan mereka (red: mahasiswa apatis) karena tidak mahu bergabung dalam menyelesaikan Pe-eR perubahan ini. Itulah warna-warni dunia kampus, warna-warni dunia pergerakan. Hanya manusia yang gelisah, kuat dan sabar yang bisa terus bertahan hingga ke garis finish perubahan. Seperti slogan heroiknya KAMMI “Bergerak Tuntaskan Perubahan!”.
Wah, tulisan khas kader KAMMI :)
BalasHapussyukron ukh... :D
BalasHapus